21Likes, 0 Comments - BUMI APSARI (@bumiapsari) on Instagram: "Jog•lo (noun) : Gaya bangunan (terutama untuk tempat tinggal) khas Jawa, atapnya menyerupai" Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS bangunan untuk tempat tinggal kantor dsb. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. GapuraCandi Bentar yang dibangun berdasarkan asta kosala kosali, dipercaya mampu mewakilkan rasa syukur atas rahmat Tuhan, sekaligus memperlancar rejeki bagi penghuni rumah. Bentuknya yang khas dan memberikan kesan kokoh dan agung, membuat kesan kesejahteraan bagi pemilik rumah. 4. Menambah Keindahan bagi Bangunan atau Rumah. Berikutini adalah kunci jawaban TTS untuk pertanyaan sistim peredaman getaran yang dihasilkan mobil - Kunci TTS mobil. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Gaya bangunan terutama untuk tempat tinggal khas jawa Konservatif 7 huruf Kontes Berikutini adalah kunci jawaban TTS untuk pertanyaan makanan kesukaan prabowo subianto - Kunci TTS subianto. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Relatif Gaya bangunan terutama untuk tempat tinggal khas jawa Konservatif 7 huruf Kontes Bangunanpokok dan desain dasar tata ruang dari kraton berikut desain dasar lanskap kota tua Yogyakarta diselesaikan antara tahun 1755-1756. Kawasan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan bangunan cagar budaya yang terdiri dari serangkaian ruang dan bangunan yang memiliki nama, fungsi, pelingkup serta vegetasi tertentu. XpEWsa. Arsitektur Arsitektur rumah Jawa dapat ditandai dengan adanya aturan hierarki yang dominan seperti yang tercermin pada bentuk atap rumah. Rumah tradisional Jawa memiliki tata letak yang sangat mirip antara satu dengan lainnya, tetapi bentuk atap ditentukan oleh status sosial dan ekonomi dari pemilik rumah. Arsitektur tradisional rumah Jawa banyak dipengaruhi oleh arsitektur pada zaman kolonial Belanda di Indonesia, gaya arsitektur ini juga sangat berkontribusi pada perkembangan arsitektur modern di Indonesia pada abad ke-20. Sesuai dengan struktur masyarakat Jawa dan tradisinya, rumah-rumah tradisional Jawa diklasifikasikan menurut bentuk atap mereka dari yang terendah ke tertinggi, yaitu Kampung, Limasan, dan Joglo. Rumah Kampung Atap Rumah Kampung diidentifikasikan sebagai rumah dari rakyat biasa. Secara struktural, atap Kampung adalah atap yang paling sederhana. Atap puncak Rumah Kampung bersandar pada empat tiang tengah dan ditunjang oleh dua lapis tiang pengikat. Bubungan atap didukung penyangga dengan sumbu Utara-Selatan yang khas. Struktur ini dapat diperbesar dengan melebarkan atap dari bagian atap yang ada. Rumah Limasan Atap Rumah Limasan digunakan untuk rumah-rumah keluarga Jawa yang memiliki status lebih tinggi. Jenis rumah ini adalah jenis yang paling umum untuk rumah Jawa. Denah dasar empat tiang rumah dapat diperluas dengan menambah sepasang tiang di salah satu ujung atap. Rumah Joglo Atap Joglo adalah bentuk atap yang paling khas dan paling rumit. Atap Rumah Joglo dikaitkan dengan tempat tinggal bangsawan Keraton, kediaman resmi, bangunan pemerintah, dan rumah bangsawan Jawa, atau ningrat. Saat ini pemiliknya tidak lagi terbatas pada keluarga bangsawan, melainkan siapa saja yang memiliki cukup dana untuk membangunnya. Sebab, untuk membangun rumah Joglo dibutuhkan bahan bangunan yang cukup banyak dan mahal. Atap Joglo memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari 2 jenis atap lainya, yaitu atap utama lebih curam, dan bubungan atap tidak sepanjang rumah Limasan. Di empat tiang utama yang mendukung atap di atasnya terdapat susunan khas berupa tiang-tiang berlapis yang diartikan sebagai Tumpang Sari. Selain itu, jika terjadi kerusakan pada Rumah Joglo, proses perbaikan tidak boleh mengubah bentuk semula. Hal ini dikarenakan orang Jawa percaya, jika melanggar aturan ini akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik pada penghuni rumah. Bangunan rumah Tidak berbeda dengan rumah tradisional Bali, rumah Jawa biasanya dibangun dalam suatu kompleks berdinding. Bahan untuk dinding pelindung kompleks rumah dibuat dari batu, bambu, dan kayu diperuntukan untuk rumah orang kaya. Rumah tradisional orang Jawa ideal nya terdiri atas tiga bangunan utama, yaitu Omah, Pendapa, dan Peringgitan. Pendopo Pendopo atau pendapa adalah sebuah paviliun yang terletak di bagian depan kompleks. Tempat ini digunakan untuk menerima tamu, pertemuan sosial, atau pertunjukan ritual. Pendopo menggunakan atap Joglo dan hanya terdapat di kompleks rumah orang kaya. Di beberapa daerah perkotaan yang padat, dinding batu biasanya akan didirikan di sekitar pendopo. Pringgitan Pringgitan adalah ruang yang menghubungkan antara Pendopo dengan Omah. Peringitan merupakan tempat untuk ringgit, yang memiliki arti wayang atau bermain wayang. Pringgitan memiliki bentuk atap Kampung atau Limasan. Omah Omah adalah rumah utama. Kata omah berasal dari Austronesia yang berarti “rumah”. Omah biasanya memiliki tata letak persegi atau persegi panjang dengan lantai yang ditinggikan. Bagian tengah omah menggunakan bentuk atap Limasan atau Joglo. Daerah di bawah atap dibagi oleh bilah-bilah dinding menjadi daerah dalam dan luar. Dalem Dalem adalah bangunan tertutup yang dibagi sepanjang poros Utara dan Selatan menjadi daerah-daerah yang berbeda. Pada model rumah Kampung dan Limasan, pembagian ini digunakan untuk membedakan antara bagian depan dan belakang. Namun, pada rumah Joglo terdapat tiga pembagian yang lebih rumit, antara depan, tengah, dan belakang. Bagian Timur depan Dalem adalah tempat berlangsungnya kegiatan semua anggota keluarga dan tempat semua anggota keluarga tidur pada sebuah ranjang bambu, sebelum pubertas anak-anak. Bagian tengah Dalem rumah Joglo ditegaskan oleh empat tiang pokok. Saat ini, bagian itu tidak lagi memiliki kegunaan khusus namun, secara tradisional daerah ini merupakan tempat pedupaan yang dibakar sekali dalam seminggu untuk menghormati Dewi Sri dewi padi, dan juga merupakan tempat pengantin pria dan wanita duduk pada upacara pernikahan. Senthong Senthong merupakan bagian belakang omah yang terdiri dari tiga ruangan tertutup. Senthong Barat merupakan tempat menyimpan beras dan hasil pertanian lainnya, sementara peralatan bertani disimpan di sisi Timur. Senthong secara tradisional merupakan ruangan yang dihias semewah mungkin atau lebih dikenal sebagai tempat tinggal tetap dari Dewi Sri. Pasangan pengantin baru terkadang tidur di Senthong tengah. Di bagian luar atau belakang kompleks terdapat beberapa bangunan lain seperti dapur dan kamar mandi. Sebuah sumur biasanya ditempatkan di sisi Timur karena, sumur yang berfungsi sebagai penyedia air dianggap sebagai sumber kehidupan dan selalu menjadi hal pertama yang harus diselesaikan ketika membangun sebuah kompleks rumah baru. Jika jumlah anggota keluarga atau kekayaan keluarga bertambah, bangunan-bangunan tambahan gandhok dapat ditambahkan. Rumah adat Joglo menjadi salah satu warisan budaya masyarakat di daerah Jawa. Tak hanya sebagai tempat berlindung, rumah adat ini memiliki nilai filosofi hingga simbol dari status sosial seseorang pada masanya. Pada zaman dahulu, seseorang yang memiliki rumah ini bisa terbilang mapan secara finansial. Sebab, bahan-bahan pembuatan rumah ini terbilang istimewa dan mahal dibandingkan bahan-bahan membuat rumah adat Jawa Tengah lainnya. Di samping bahan-bahannya yang mahal dan tak sembarang, proses pengerjaan rumah ini pun cukup memakan waktu yang lama. Di Yogyakarta misalnya, dahulu rumah ini ditempati oleh kalangan elit seperti bangsawan hingga raja. Pembuatan rumah Joglo pun sangat diperhitungkan. Setiap sudut dan bagiannya memiliki filosofi dan keunikannya tersendiri. Nah, berikut ini TheAsianparent rangkumkan mengenai filosofi dan bagian-bagian dari rumah Joglo. Rumah Adat Joglo Filosofi dan Bagian-bagiannya Sumber Archdaily – Joglo Traditional House Filosofi Rumah Joglo Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Joglo adalah gaya bangunan untuk tempat tinggal khas daerah Jawa yang atapnya menyerupai bentuk trapesium. Bagian-bagian rumahnya punya filosofi masing-masing. Strukturnya pun terbagi menjadi beberapa bagian dan didesain tak sembarang. Misalnya saja bagian pintu yang jumlahnya ada tiga di pintu utama, tengah, dan di kedua sisi rumah. Letak dari pintu-pintu ini pun tidak sembarang. Filosofi pintu ini yaitu melambangkan seekor kupu-kupu yang berjuang untuk berkembang pada suatu keluarga yang besar. Artikel Terkait Salah Satu Warisan Budaya Indonesia, Kenali Jenis Rumah Adat Betawi dan Filosofinya Bagian-bagian Rumah Joglo Sumber foto Archdaily – Joglo Traditional House Uniknya, rumah Joglo terdiri dari beberapa bagian bangunan. Setiap bagiannya memiliki fungsinya masing-masing. Berikut beberapa bagiannya. 1. Saka Struktur bangunan rumah Joglo atau penyangga bangunan disebut dengan Saka. Joglo memiliki empat saka yang mewakili empat arah mata angin, yaitu timur, selatan, utara dan barat. Dalam saka guru, terdapat sebuah tumpeng sari yang disusun terbalik. 2. Pendopo Bagian yang paling sering dijumpai oleh orang-orang di luar keluarga yang menempati rumah joglo. Sudut rumah ini adalah bagian untuk menjamu para tamu penghuni rumah. Bentuknya terlihat khas dengan konsep ruangan yang terbuka. Sampai saat ini, bagian pendopo kerap menjadi inspirasi untuk rumah-rumah bergaya modern. 3. Pringgitan Pringgitan dalam bahasa Jawa artinya adalah wayang atau bermain wayang. Bentuk ruangannya memiliki atap kampung atau limasan. Masih menjadi ruangan untuk menerima tamu, namun bagian ini punya keunikan tersendiri. Sebab, biasanya tamu yang dijamu di bagian ruang tengah memiliki hubungan kedekatan lebih intens dengan pemilik rumah. Bagian rumah ini menghubungkan antara sudut pendopo dengan omah. Sumber 4. Omah Dari kata Austronesia, omah artinya adalah rumah. Kalau bagian rumah ini sifatnya lebih privasi karena hanya anggota keluarga saja yang kerap berkumpul di sini. Bagian satu ini punya tata letak persegi panjang yang memiliki lantai tinggi. Biasanya bagian ini dihiasi dengan berbagai ornament yang unik dan mempercantik ruangan. Artikel Terkait Bentuk Panggung, Ini 4 Fakta Menarik Kajang Leko, Rumah Adat Jambi 5. Senthong Masuk ke bagian rumah yang lebih privasi yakni Senthong. Ini menjadi bagian pribadi anggota keluarga berupa kamar yang terbagi menjadi beberapa ruang. Ada senthong kamar kanan, kiwa atau kamar kiri, serta kamar tengah. Berbagai kegiatan yang sifatnya privat biasanya dilakukan di ruangan tersebut. Mulai dari kamar untuk tidur, kamar mandi, ada juga yang membuatnya sebagai dapur atau menyimpan hasil pertanian. Di sisi lain, ada juga senthong yang secara tradisional menjadi ruangan bagi pengantin baru. Biasanya, letaknya ada di tengah rumah yang telah dihias dengan mewah. 6. Padepokan Bagian rumah yang tak kalah unik lainnya ialah padepokan. Sudut rumah satu ini menjadi tempat bagi anggota keluarga melakukan ritual peribadatan hingga tempat untuk menenangkan diri. Tak sedikit orang yang menganggap bagian ini sebagai tempat sakral. Artikel Terkait 5 Jenis Rumah Adat Jawa Tengah yang Unik dengan Filosofi Mendalam Rumah Adat Joglo menjadi satu dari sekian banyak warisan budaya yang memiliki nilai sejarah yang berharga bagi masyarakat Indonesia. Mari kenalkan pengetahuan akan rumah adat ini pada generasi penerus agar nilai budaya bisa terinternalisasi dan tetap lestari. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat. **** Baca Juga 9 Fakta Unik Rumah Adat Toraja, Bisa Bertahan hingga Ratusan Tahun! Unik, Inilah Bagian-bagian dan Filosofis Rumah Adat Aceh Kenalkan Ragam Budaya pada Anak, Yuk, Kenalkan 36 Gambar Rumah Adat di Indonesia Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android. Hai teman, Seperti yang Anda ketahui, kami mencoba memberikan jawaban yang paling relevan di internet. Dan sekarang, giliran permainannya TTS Indonesia Gaya bangunan terutama untuk tempat tinggal khas Jawa. Bahasa permainan adalah bahasa Indonesia dan ada dalam banyak bahasa lainnya. Ini tidak begitu penting bagi kami, topik ini hanya dengan bahasa kami. Kunci Jawaban TTS Indonesia Gaya bangunan terutama untuk tempat tinggal khas Jawa Joglo Hanya itu yang harus kami tunjukkan. Silakan pertimbangkan mengunjungi kami untuk tingkat tambahan. Untuk mendapatkan semua jawaban dari permainan, Anda hanya perlu melihatnya Jawaban TTS Indonesia dan untuk mengunjungi level berikutnya, lihat topik ini TTS Indonesia Perjalanan bolak-balik dalam satu trayek. Sampai jumpa Navigasi pos Rumah jika diartikan ke dalam bahasa Jawa halus biasa disebut dengan griya atau dalem. Griya berasal dari kata gunung agung yang diartikan oleh masyarakat Jawa sebagai gunung besar sebagai sumber kehidupan, sedangkan dalem diartikan sebagai rumah atau saya. Sehingga terdapat keterkaitan antara rumah dan pribadi budaya Jawa, rumah merupakan hubungan yang memiliki keterkaitan antara manusia dengan alam. Hal ini membuat bentuk dan isi di dalam rumah memiliki nilai-nilai yang filosofis dengan alam sekitar. Bahkan dalam pembuatan rumah Jawa, memiliki unsur-unsur yang berupa tata ruang, ornamen dan bentuk arsitektur Jawa juga dikenal cukup pandai untuk meredam gempa. Hal ini ditunjukkan dari bentuk atap bangunan menggunakan tritisan yang lebar untuk melindungi halaman yang ada dibawahnya. Arsitektur seperti ini sangatlah cocok untuk daerah yang memiliki iklim dan sering terjadi yang mempelajari bangunan masyarakat Jawa disebut dengan Ilmu Kalang atau disebut juga Wong Kalang. Terdapat 5 macam bangunan pokok arsitektur Jawa yaitu1. Panggang pe Studio7Merupakan bangunan yang hanya memiliki atap sebelah bagian saja. Hal ini pada jaman dahulu digunakan sebagai tempat untuk begadang atau pos ronda pada saat ini, akan tetapi mampu diaplikasikan sebagai atap sebuah rumah KampungMerupakan dengan atap dua sisi pada bangunan dan sebuah bubugan di tengahnya. Umumnya digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat seperti halnya menjadi konsep rumah pada saat Limasan bangunan yang memiliki empat sisi atap dengan bubugan yang terdapat di tengah atap. Limasan juga biasanya digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat Jawa yang memiliki emperan pada setiap sisi Joglo atau TikelanMerupakan bangunan dengan Soko Guru dengan atap bangunan empat sisi dan sebuah bubugan ditengahnya. Jenis bangunan ini biasanya digunakan sebagai pendopo atau rumah tinggal bagi kaum bangsawan. melayani Jasa Desain dan Konstruksi untuk proyek Arsitektur, Interior dan Furniture secara offline maupun online untuk seluruh kota di Indonesia. Untuk info pemesanan dan konsultasi desain silakan hubungi kamiTelephone 021 5083 5525Call/WA 082190007017 / 081282868677LinkedIn Studio7 Design and Build Instagram info tentang Rumah adat Jawa Tengah kita kan langsung berpikir Joglo. Tahukah anda selain mengandung nilai historis yang kental. Rumah adat joglo telah menjadi perwujudan jati diri masyarakat Jawa seperti halnya rumah Gadang bagi orang Minang. Keunikan Rumah Joglo Joglo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah gaya bangunan untuk tempat tinggal khas Jawa yang atapnya menyerupai trapesium. Rumah Joglo pun memiliki keunikan dari beberapa bagian bangunan, ini denah yang biasnaya teradpata dalam arsitektur bangunan Joglo tradisional dan fungsinya yang berbeda-beda Pendopo Pendopo adalah salah satu bagian dari Joglo yang kerap kali dijumpai. Pendopo yang merupakan ruangan untuk menjamu para tamu, banyak menjadi inspirasi rumah modern minimalis dengan konsep ruangan terbuka. Pringgitan Pringgitan merupakan ruang tengah yang dipakai untuk menerima tamu namun masih memiliki hubungan dekat dengan pemilik rumah. Umumnya, pringgitan menjadi ruang yang menghubungkan antara pendopo dengan omah. Pringgitan yang berarti wayang atau bermain wayang, memiliki bentuk atap kampung atau limasan yang sangat menarik. Omah Omah atau juga omah ndalem dan omah njero adalah sebuah ruang tempat anggota keluarga berkumpul. Omah yang menjadi rumah utama berasal dari kata Austronesia yang artinya rumah. Omah biasanya memiliki tata letak persegi panjang atau bentuk limasan yang memiliki lantai ditinggikan dan dilengkapi berbagai ornamen yang unik. Senthong Senthong merupkan nama untuk bagian di dalam Rumah adat Joglo yang merupakan kamar dan terbagi menjadi senthong kamar kanan, kiwa atau kamar kiri serta kamar tengah. Senthong sendiri biasanya merupakan ruang tertutup yang digunakan sebagai kamar untuk berbagai keperluan seperti kamar tidur, dapur, kamar mandi, hasil pertanian dan lainnya. Namun, adapun senthong secara tradisional yang menjadi ruang pasangan pengantin baru, terletak di tengah rumah yang biasanya dihias semewah mungkin dan dikenal sebagai tempat tinggal Dewi Sri. Pedepokan Pedepokan merupakan salah satu bagian dari Rumah adat Joglo yang menjadi tempat untuk beribadah atau menenangkan diri. Pedepokan menjadi tempat yang sakral untuk menjalankan ritual dan sebagai tempat perlindungan diri. Saka Saka merupakan bagian struktur pada bangunan Rumah adat Joglo yang merupakan penyangga. Mewakili empat arah mata angin yakni timur, selatan, utara dan barat, yang dalam saka guru terdapat sebuah tumpang sari dengan susunan pola terbalik. Corak bangunan rumah adat joglo ini biasanya khas sekali dengan arsitektur Jawa-nya. Namun, tahukah kamu jika sebenarnya arsitektur rumah adat ini juga dipengaruhi oleh corak budaya agama Hindu? Itulah mengapa ajaran keagamaan yang dianut masyarakat turut memengaruhi perilaku sosial masyarakat. Tidak hanya berhenti pada kondisi sosial semata, tapi juga berdasarkan skema arsitektur bangunan yang sudah ada. Umumnya, bangunan rumah adat yang masih ori hampir serupa dengan pura umat Hindu di India. Pelan tapi pasti, perkembangannya kian tak terbendung. Di samping itu, rumah adat Joglo juga memiliki nama lain, yaitu rumah Tikelan. Semua bermula karena atap rumah itu seakan-akan tikel atau patah menjadi tiga bagian. Bagian yang paling atas itulah yang bernama Joglo atau brunjung dengan ditopang oleh empat batang tiang utama yang juga disebut saka guru. Jika dibandingkan dengan tiang-tiang lainnya, saka guru memiliki ukuran relatif panjang dan lebih besar, didirikan di atas landasan dari batu yang disebutnya ompak. Apabila ditotal, tiang Rumah adat Jonglo secara keseluruhan berjumlah 36 buah, terdiri dari 4 batang saka guru, 12 saka penanggap, dan 20 saka rawa. Lantai yang dibatasi dengan saka penanggap lebih tinggi daripada lantai yang mengelilinginya. Jenis Rumah Joglo Berikut ini Jenis Rumah Adat Joglo yang ada di Masyarakat Jawa Rumah Joglo Sinom Joglo Sinom Rumah adat Jonglo Sinom menggunakan 36 tiang dan empat diantaranya yang merupakan saka guru. Rumah adat Jawa ini memiliki atap dengan empat sisi dan masing-masing memiliki tiga tingkat dan satu bubungan. Omah atau rumah utama pada jenis ini memiliki tata letak persegi panjang dengan lantai yang ditinggikan. Pada dasarnya, rumah adat ini akan dikelilingi oleh teras Rumah adat Joglo atau yang biasa dinamakan pringgitan yang menghubungkan pendopo dengan omah. Rumah Joglo Pangrawit Joglo Pangrawit Rumah adat Joglo Pangrawit ini memiliki lambang gantung dan atap berbentuk kubah dan telah dilengkapi dengan tiang di setiap sudut saka. Bentuk rumah adat Jawa ini sering menjadi inspirasi arsitektur Rumah Joglo modern. Rumah Joglo Jompongan Rumah adat Jawa Tengah, Joglo Jompongan memiliki ciri khas atap yang bersusun dua dan memiliki bubungan atap yang memanjang ke arah samping kanan dan samping kiri. Biasanya, Joglo Jompongan menggunakan pintu geser dan memiliki denah lantai yang cenderung bujur sangkar. Selain itu, bangunan Joglo Jompongan biasanya tidak banyak menggunakan ornamen hiasan pada atap sehingga terkesan polos. Rumah Joglo Mangkurat Rumah Joglo Mangkurat memiliki ciri khas atap yang bersusun tiga sudut dengan kemiringan yang berbeda-beda. Biasanya rumah adat Jawa ini memiliki batas di antara sudut dengan pemakaian lisplank. Bentuk atap rumah adat joglo mangkurat biasanya memiliki susunan atap yang lebih tinggi pada bagian tengah. Rumah Joglo Hageng Rumah Joglo Hageng memiliki ciri atap tritisan keliling yang luas serta bangunan yang lebih besar. Rumah ini memiliki proporsi atap utama yang lebih besar dibandingkan dengan joglo Mangkurat atau Pangrawit. Joglo Hageng juga memiliki tratak keliling yang terlihat seperti istana sehingga terlihat lebih menarik dan berkelas. Rumah Joglo Lawakan Joglo Lawakan Rumah adat Jonglo Lawakan memiliki ciri khas atap yang bersusun dua dengan bentuk yang terlihat sederhana. Atap yang terletak di Joglo Lawakan lebih meruncing ke atas namun tetap memiliki atap yang landai ke bawah dan ukuran yang lebar. Rumah Joglo Panggang Pe Joglo Panggang Pe Rumah adat Jonglo yang terakhir adalah Joglo Panggang Pe. Keunikan rumah adat Joglo Panggang Pe terletak pada penggunaan empat hingga enam tiang. Selain Jawa Tengah, model rumah Joglo juga tersebar di daerah Jawa Timur bagian barat atau istilahnya daerah kulonan. Soalnya, memang dulunya kawasan ini berada di bawah pemerintahan Kerajaan Mataram sehingga corak Rumah adat Jonglo juga banyak ditemui. DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

gaya bangunan terutama untuk tempat tinggal khas jawa