Sepanjang sejarah percetakan dan penerbitan di Indonesia, tercatat tiga buah percetakan yang memakai huruf Arab-Melayu (Jawi), yaitu pertama Percetakan Bouvernemant di Batavia (Jakarta), kedua percetakan huruf pegon di Surakarta (Solo) pada abad ke-19 dan percetakan Al Yunusiah di Padang Panjang pada tahun 1920-an. Risalah ringkas ini membahas beberapa aspek perkembangan usaha percetakan dan penerbitan pada masa VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) di Hindia Timur - sebutan untuk Indonesia pada Perusahaan ini memulai sejarahnya pada masa pendudukan Belanda di Indonesia, tepatnya pada tahun 1809, dengan nama Landsdrukkerij. Sebagaimana di negara lain, tujuan dari pendirian perusahaan ini adalah untuk mencetak dokumen resmi negara, seperti berita negara dan lembaran negara . JAKARTA - Pernahkah kamu mendengar nama-nama seperti Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Gesang Martohartono? Mereka adalah musisi legendaris Indonesia yang lahir dari sebuah studio rekaman dan pabrik piringan hitam legendaris Indonesia, Lokananta.Menyimpan segudang sejarah dan karya kebudayaan yang berlimpah, Lokananta yang sempat mengalami masa sulit kini bangkit dan mengenalkan warisan musik Jenis - jenis kertas untuk percetakan. Perkembangan industri percetakan. Perkembangan kertas pada era modern ini tentu saja sangatlah pesat. Apalagi di tambah dengan hadirnya industri percetakan di Indonesia dan di dunia. Cepatnya perkembangan teknologi pada saat ini telah menjadikan fungsi kertas yang lain selain untuk menulis. Perjalanan Percetakan di Indonesia 1667: Pemerintah sentra berinisiatif mendirikan percetakan dan mengorder alat cetak yang lebih bagus, termasuk matriks 1677: Dokumen dengan kosa kata Belanda-Melayu pertama kali dicetak. 1693: Dokumen New Testament dicetak dalam bahasa Portugis. 1699: Pendeta 0fLnwkF.

sejarah percetakan di indonesia